Saat ini film 3D sudah sangat populer, marak dan sudah bisa dinikmati oleh banyak orang.
Dahulu awalnya kita menikmati film animasi yang masih 2D (masih kurang puas) orang mulai mengembangkan film animasi 3D yang grafisnya tampak lebih nyata. Semakin berkembangnya teknologi, kini tidak hanya film animasi yang dibuat 3D, film-film biasa yang bukan animasi(atau bahasa awamnya bukan kartun) juga memasukkan efek 3D di dalamnya.
Dahulu awalnya kita menikmati film animasi yang masih 2D (masih kurang puas) orang mulai mengembangkan film animasi 3D yang grafisnya tampak lebih nyata. Semakin berkembangnya teknologi, kini tidak hanya film animasi yang dibuat 3D, film-film biasa yang bukan animasi(atau bahasa awamnya bukan kartun) juga memasukkan efek 3D di dalamnya.
Seperti
apakah sebuah film 3D yang baik ?
Menurut Saya sebagai penonton dan penikmat
yang awam tentang proses pembuatan grafis 3D, untuk menilai apakah sebuah film
3D itu sudah baik atau belum tergantung dari jenis atau genre film itu sendiri,
apakah teknologi 3Dnya merupakan yang utama atau hanya tambahan di filmnya itu.
Misalkan pada film animasi, kalau saya
menonton film animasi pertama yang saya perhatikan pasti grafisnya terlebih
dahulu. Bagus atau tidak, biasanya sih saya prefer yang 3D karena jauh lebih
menarik menonton 3D. Kalau pada animasi akan sangat terasa bedanya, dapat kita
lihat apakah itu gambar 2D atau 3D. Tapi tetap ya, mau 3D atau 2D yang penting
ceritanya harus bagus.
Nah kalau film yang bukan animasi biasanya
2D atau 3D itu tidak terlalu diutamakan karena (menurut saya sih) tergantung
genre. Tapi di zaman yang sudah canggih sekarang, banyak sekali televisi yang
diproduksi dengan fitur 3D di dalamnya, jadi konsumen bisa menonton film
kualitas 3D tanpa harus ke bioskop, semua genre pula. Walaupun 3D keren, tapi kalau tidak
dibarengi dengan momen menarik dalam film, rasanya 3Dnya akan terasa sia-sia.
Rasanya kurang efisien.
Jadi menurut saya sebuah film 3D yang baik itu adalah film yang penggunaan 3Dnya itu optimal, misal di adegan yang memang cocok maka diberi 3D. Dan karena namanya 3D, hasil yang dibuat ya kalau tidak se-real mungkin ya harus seunik mungkin, begitu juga sebaliknya kalau tidak seunik mungkin ya harus se-real mungkin. Jadi penonton dibuat serasa menyatu dengan film, seakan - akan merasakan apa yang terjadi dalam film. Misal seperti benar - benar melihat ada obyek yang terbang atau menyentuh kita, tentunya pengalaman menonton film akan lebih seru.
Jadi menurut saya sebuah film 3D yang baik itu adalah film yang penggunaan 3Dnya itu optimal, misal di adegan yang memang cocok maka diberi 3D. Dan karena namanya 3D, hasil yang dibuat ya kalau tidak se-real mungkin ya harus seunik mungkin, begitu juga sebaliknya kalau tidak seunik mungkin ya harus se-real mungkin. Jadi penonton dibuat serasa menyatu dengan film, seakan - akan merasakan apa yang terjadi dalam film. Misal seperti benar - benar melihat ada obyek yang terbang atau menyentuh kita, tentunya pengalaman menonton film akan lebih seru.
Apakah
semua film dari berbagai genre bisa di ubah ke 3D atau tetap 2D ?
Ya bisa saja, menurut saya silahkan saja
film genre apa saja dibuat 3D selama ada modalnya dan punya teknologinya. Tapi
seperti yang saya bilang sebelumnya semua itu akan optimal tidak ? Bisa
tergantung oleh banyak hal seperti konsep film, tujuannya, dan lain – lain.
Kalau
memang tidak perlu ya tidak usah, toh nantinya belum tentu jadi perhatian
penonton.
No comments:
Post a Comment